Pasien Kjs Ditolak Rs Hingga Tewas, Apa Kata Jokowi




Nyawa Ana Mudrika (14), warga DKI Jakarta pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak tertolong setelah terlunta-lunta ditolak empat rumah sakit di Ibukota. Ana diduga keracunan makanan dan telat ditangani secara medis.



Menanggapi hal tersebut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan kejadian yang sudah beberapa kali terulang tersebut merupakan masalah yang harus terus dibenahi secara bertahap.



"Itulah problem yang harus kita selesaikan pada tahap berikutnya. Dokter, medis dan non medis itu problem yang harus diselesaikan dan harus dibenahi," kata

Jokowi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 10 Maret 2013



Jokowi mengatakan salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah memotong fasilitas kamar kelas II di RSUD rujukan KJS menjadi kelas III. Usaha tersebut diharapkan bisa menurunkan lonjakan pasien pemegang KJS.



"Kelas II sudah dipotong 75 persen jadi kelas tiga, kita harapkan lonjakan seperti ini akan turun," kata mantan Walikota Solo ini.



Jokowi menjelaskan layanan

call center 119 yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan terus diperluas sehingga warga dapat mengecek langsung layanan rumah sakit dan ketersediaan kamar.



Saat ini, layanan

call center 119 baru menggandeng sembilan rumah sakit, yaitu Cipto Mangunkusumo, RS Jantung Harapan Kita, RS Anak Bunda Harapan, RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, RSUD Tarakan, RSUD Cengkareng, RSUD Koja, dan RSPAD Gatot Subroto. "Nanti diperluas terus," ujarnya.



Diberitakan sebelumnya, Ana Mudrika, warga Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, pulang dari sekolahnya di SMP Nusantara sambil mengeluh sakit di bagian perut pada Selasa, 5 Maret 2013. Oleh ibunya, Royati, Ana dibawa ke klinik dekat rumah, namun karena tak kunjung membaik. Dia lalu dibawa ke rumah sakit, tapi berkali-kali ditolak dengan berbagai dalih. Nyawanya pun tak tertolong lagi.


Follow On Twitter